Penampilannya unik. Tidak tampak adanya daun seperti umumnya tanaman lain. Ia hanya tersusun dari batang-batang mirip tulang-belulang berwarna hijau, itu sebabnya dinamakan patah tulang, getahnya punya banyak khasiat. Dengan batang dan cabang yang tersusun zigzag melintang tak beraturan, patah-patah, nyaris tanpa daun, tanaman ini terlihat aneh dan unik. Karena unik, orang lebih memanfaatkannya sebagai tanaman hias. Namun, ada juga yang sengaja menanamnya untuk koleksi tanaman obat.
Tanaman herba ini berasal dari Afrika tropis yang menyukai tempat terbuka dan terkena cahaya matahari langsung. Patah tulang memiliki ranting bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus membujur dan warnanya hijau. Daunnya yang jarang dan cepat rontok terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, berbentuk lanset dengan panjang 7-25 mm.
Bunganya berupa bunga majemuk yang tersusun seperti mangkok terdapat di ujung batang, dengan warna kuning kehijauan. Buahnya bila masak akan pecah dan melemparkan biji-bijinya. Tangkainya setelah tumbuh sekitar 1 jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.
Selain digunakan sebagai tanaman obat, cabang dan ranting yang telah dikeringkan bila dibakar dapat mengusir nyamuk. Getahnya digunakan untuk meracun ikan sehingga mudah ditangkap, tetapi berbahaya bila mengenai mata karena dapat menyebabkan kebutaan.
Getah dari tanaman patah tulang mengandung senyawa euphorbone, taraksasterol, alfa-laktucerol, euphol, senyawa damar yang menyebabkan rasa tajam ataupun kerusakan pada selaput lendir, kautschuk (zat karet) dan zat pahit. Bau tanaman ini lemah dengan rasa mula-mula tawar namun kelamaan akan menimbulkan rasa tebal di lidah. Sementara getahnya beracun (toksik).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tanaman ini dapat mengobati penyakit seperti sakit lambung, rhematik, sifilis, nyeri saraf, penyakit kulit, kusta; Wasir, tulang patah, sakit gigi, tahi lalat membesar dan gatal, kutil; Tertusuk benda tajam (kaca), kapalan/penebalan kulit dan keseleo.
Deskripsi:
Ciri khas tumbuhan Patah Tulang (Eupharbia tirucalli L.) adalah tidak memiliki daun dan hanya tersusun atas batang-batang yang mirip tulang belulang. Tumbuhan ini dapat dikembangbiangkan dengan batangnya. Meski sudah dipotong, tumbuhan ini bisa hidup jika diletakkan di tanah. Getah yang dikandung Patah Tulang terbukti secara empiris mengobati tulang patah.
Kandungan:
Getah
- euphorbone
- taraksasterol
- alaktucerol
- euphol
- zat karet
- zat pahit.
Dengan batang dan cabang yang tersusun zigzag melintang tak beraturan, patah-patah, nyaris tanpa daun, tanaman ini terlihat aneh dan unik. Karena unik, orang lebih memanfaatkannya sebagai tanaman hias. Namun, ada juga yang sengaja menanamnya untuk koleksi tanaman obat.
Wahono, pemerhati tanaman obat yang tinggal di Pondok Cabe, Tangerang, mengaku kenal tanaman patah tulang ini dari orangtua. "Dulu orang menyebutnya kayu urip. Karena meski telah dipatahkan bagian batang untuk diambil getahnya, ia tetap bisa tumbuh, bahkan sampai dua meter," ungkapnya.
Bagian tanaman yang paling sering dimanfaatkan untuk obat adalah kulit batang dan getahnya. Getah patah tulang berwarna putih seperti susu, mengandung senyawa euphorbone, taraksasterol, alaktucerol, euphol, damar yang rasanya tajam, zat karet, dan zat pahit.
Diborehkan ke kulit
Para pengobat zaman dulu memanfaatkan kombinasi kulit batang dan getah tanaman ini untuk mengobati tulang patah, seperti tercantum dalam catatan Kloppenburgh Versteegh, ahli obat tradisional Indonesia berkebangsaan Belanda.
Caranya, kulit batang tanaman ini digiling halus dan dicampur minyak, lalu diborehkan di kulit, di daerah yang tulangnya patah. Setelah itu diberi kulit pohon randu dan dibalut.
Saat ini penggunaan tanaman ini untuk kasus tulang patah memang tak lazim lagi. Apalagi sudah ada metode pengobatan yang lebih modern, seperti suntikan pereda rasa sakit dan pemasangan gips.
Pemberian borehan tanaman patah tulang dan kulit randu hanya untuk tindakan pertolongan pertama. Biasanya sebagai pereda rasa sakit dan pencegah infeksi.
Meski begitu, seperti diungkapkan Wahono, getah tanaman batang berwarna hijau tua ini dapat menyembuhkan luka luar seperti terpotong, tersayat, atau terkena pecahan kaca. Ada juga yang memanfaatkan getahnya untuk menghilangkan kutil, atau dalam bahasa medis disebut tumor jinak.
"Bisa juga untuk mengurangi rasa gatal di tahi lalat dan hasilnya cukup baik. Untuk kutil, tentu hanya efektif jika ukurannya masih kecil atau mulai tumbuh. Jika sudah telanjur besar, tentu tidak efektif lagi. Selain itu, pengobatannya juga harus rutin, minimal mengoleskannya dua kali sehari," tuturnya.
Jauhkan dari mata
Satu hal yang perlu diperhatikan saat memanfaatkannya adalah menghindari kontak langsung getah dengan mata. Getah patah tulang mengandung racun berbahaya. Bila terkena mata, getah akan menimbulkan rasa gatal dan bengkak di kelopak mata.
Kalau telanjur terkontaminasi, sebagai pertolongan pertama, basuh mata dengan air matang, kemudian segara konsultasikan ke dokter ahli. Pertolongan yang terlambat bukan tidak mungkin dapat menimbulkan kebutaan.
Penggunaan patah tulang sebagai tanaman obat sempat memudar beberapa saat. Namun, bukan berarti namanya langsung tenggelam begitu saja.
Di berbagai daerah di Indonesia, nama patah tulang masih tetap populer. Ada yang menyebutnya kayu urip, kayu susuru, pancing towo (karena bentuknya aneh dan memancing tawa), atau tikel balung.
Kini pamor tanaman bernama Latin Euphorbia tirucalli Linn ini mencuat kembali. Saudara dekat tanaman hias Euphorbia milii ini mulai dikembangbiakkan kembali.
Euphorbia milii sekujur batang dan tangkainya dipenuhi duri panjang mirip kawat, sampai ada yang sengaja menanamnya sebagai pagar hidup di halaman rumah. Sementara batang Euphorbia tirucalli Linn mulus, sehingga sama sekali tidak pas dijadikan benteng pertahanan rumah.
Pamor patah tulang sebagai tanaman hias favorit juga mulai naik. Jika ditanam dalam pot berukuran mini, dapat dijadikan penghias sudut-sudut ruangan maupun diletakkan di atas meja.
Sayangnya, harga patah tulang relatif mahal karena tergolong tanaman langka.
Cukup Oles Getahnya
Sebenarnya tidak ada banyak cara dalam memanfaatkan tanaman patah tulang atau biasa disebut kayu urip (Jawa)
Disarankan juga jika hendak menggunakan patah tulang sebagai obat, gunakan cabang yang cukup tua. Cabang yang sudah tua menghasilkan getah lebih banyak daripada yang muda.
Berikut beberapa contoh penggunaannya:
- Patahkan bagian tulang tanaman ini, sebaiknya pilih yang sudah tua. Setelah keluar getahnya, langsung oleskan ke bagian tubuh yang sakit. Getah ini diyakini bisa menghilangkan gangguan di kulit seperti kutil atau tahi lalat.
- Saat mengoleskan getah, sebaiknya berhati-hati agar tidak terkena bagian tubuh yang lain. Diamkan selama beberapa saat sampai getah mengering. Setelah itu cuci dengan air bersih.
Bagian tanaman yang dapat di gunakan untuk pengobatan adalah bagian akar, batang kayu, ranting dan getah.
- Untuk di minum: Akar dan ranting dikeringkan lalu ditumbuk menjadi bubuk. Campur dengan lontong beras sampai merata, lalu dibuat pil kecil-kecil sebesar telur cecak lalu jemur. Dimakan bila perlu tapi kalo yang ini B.C belum pernah mencobanya.
- Untuk pemakaian luar: Herba ditumbuk halus lalu dipakaikan pada bagian yang sakit seperti bisul, kurap, terkilir, patah tulang dan luka.
Oleskan getah patah tulang pada bagian tubuh yang kulitnya tertusuk duri atau terkena pecahan kaca. Getah akan mengeluarkan sendiri duri-duri itu dari kulit.
Kapalan (clavus), kutil
1/2 kg dahan dan ranting patah tulang setelah dicuci bersih direbus dengan 4 liter air sampai tersisa menjadi 2 liter. Bagian tubuh yang kulitnya menebal atau ada kutilnya direndam dalam air godokan tadi sewaktu masih hangat, selama 1/2 jam.
Setelah dikeringkan, oleskan param yang dibuat dari trusi yang telah ditumbuk halus dicampur dengan putih telur, lalu dibalut dan bisa juga dioleskan getahnya secara rutin
Tulang patah (fraktur)
1. Kulit diatas tulang yang patah digosok dengan getah tanaman.
2. Kulit luar dahan patah tulang digiling halus, Tempelkan diatas tulang yang patah, lalu dibalut.
3. 3/4 genggam tangkai dan daun tanaman, 1 genggam daun srigi, dicuci lalu digiling halus, Ramas dengan 4 sendok makan air garam, dihangatkan sebentar. Dipakai untuk menurap bagian tubuh yang patah, lalu dibalut dengan daun bakung/ kulit randu. Diganti 2 kali sehari.
Frambusia
1/2 genggam patah tulang, 1/2 kepalan tangan gadung cina, dicuci lalu ditumbuk halus. Aduk merata dengan 1 sendok makan getah buah gondang dan 2 sendok makan getah buah pepaya muda, Ramuan ini dipakai untuk melumas dan menurap kulit yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.
Tahi lalat yang membasar dan gatal
Tahi lalat digosok dengan air jeruk nipis, lalu dengan kapas tahi lalatnya dilumaskan getah patah tulang. Lakukan beberapa kali sehari, bila sudah kering diulang. Hati-hati jangan kena mata.
Sakit gigi
Beberapa tetes getah patah tulang. dengan kapas yang bersih dilumaskan pada gigi yang sakit dan berlubang. Lakukan 1-2 kali sehari, hati-hati jangan sampai mengenai gigi yang sehat. Catatan : Getah berbahaya bagi mata, dapat menyebabkan buta. Bila getah masuk ke dalam mata, cepat dibilas dengan air kelapa/santan.
Sumber: berbagai sumber
0 Response to "Khasiat Tanaman Patah Tulang"
Posting Komentar